Makna Sholat Dhuha, Fadhilah Sholat Dhuha, Keutamaan Sholat Dhuha, Hikmah Sholat Dhuha, Waktu Sholat Dhuha, Jumlah Rakaat Dhuha, Tata Cara Sholat Dhuha, Doa Sholat Dhuha

Miliki Rezeki Abadi


www.sholat-dhuha.info Jakarta- Apakah rezeki abadi itu? Rezeki abadi bukanlah rezeki sembarang rezeki. Inilah rezeki yang benar-benar bisa kita miliki selamanya bahkan bisa dibawa mati untuk bekal di akhirat nanti.

Rasullullah Saw besabda:“Ketika manusia meninggal teputuslah semua amalnya kecuali tiga perkara: Shodaqoh jariyah,  Ilmu yang bermanfaat, dan  Anak shaleh yang selalu mendoakan kedua orang tuanya. (HR.Muslim).

Amal jariyah akan memberikan kepada kita rezeki yang benar-benar bisa kita miliki, bahkan akan terus mengalir berupa pahala yang tak akan pernah putus sekalipun kita mati, selama amal itu bermanfaat.

Ayat-ayat Al-Quran dan hadis Nabi menunjukkan bahwa kematian bukanlah ketiadaan hidup secara mutlak, tetapi ia adalah ketiadaan hidup di dunia, dalam arti bahwa manusia yang meninggal pada hakikatnya masih tetap hidup di alam lain dan dengan cara yang tidak dapat diketahui sepenuhnya (Wawasan Quran: Hal. 76).

"Janganlah kamu menduga bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati, tetapi mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki" (QS Ali-'Imran [3]: 169).

"Janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang meninggal di jalan Allah bahwa 'mereka itu telah mati,' sebenarnya mereka hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya"
 (QS Al-Baqarah [2]: 154).

Oleh karena itu, hendaklah kita selalu menyiapkan rezeki abadi berupa amal jariyah untuk bekal hidup setelah kematian di akhirat kelak. 

Tags: rezeki abadi, rizki abadi, miliki rezeki abadi, amal jariyah, sedekah jariyah, quantum rezeki, memahami hakikat rezeki, hakikat rezeki, magner rezeki, rezeki melimpah, banyak rezeki, cara banyak rezeki, mudah rezeki, cari rezeki mudah.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Miliki Rezeki Abadi

0 comments:

Post a Comment

Mutiara Hikmah

"Dalam tubuh manusia itu ada 360 ruas tulang. Ia harus disedekahkan untuk setiap ruas itu." Para shahabat bertanya, "Siapa yang kuat melaksanakan itu, ya Rasulullah? Beliau menjawab, "Dahak yang di masjid itu lalu ditutupinya dengan tanah, atau menyingkirkan sesuatu gangguan dari tengah jalan itu berarti sedekah. Atau, sekiranya tidak dapat melakukan itu, cukuplah diganti dengan mengerjakan dua rakaat shalat dhuha." (HR. Ahmad dan Abu Daud)