Makna Sholat Dhuha, Fadhilah Sholat Dhuha, Keutamaan Sholat Dhuha, Hikmah Sholat Dhuha, Waktu Sholat Dhuha, Jumlah Rakaat Dhuha, Tata Cara Sholat Dhuha, Doa Sholat Dhuha

Realitas Quantum dan Nasib Manusia

Ilmu  fisika kuantum  hadir  membawa  berita  baru bahwa di dunia energi terhalus yang ‘tak  tampak’  wujudnya, berlaku hukum  yang  berbeda  dengan  dunia benda yang ‘tampak’. Yaitu hukum fisika kuantum  yang  unik  dan  agak ‘sulit dipercaya’, yang diantaranya: 

   1.  Di level kuantum sebenarnya tidak ada benda yang padat. Semua benda  di  dunia  pada  dasarnya terbuat dari ‘ruang hampa’.
2.  Tingkah laku partikel yang berubah-ubah dari benda padat menjadi getaran    vibrasi  dan  sebaliknya tergantung dari ‘niat’ penelitinya.
3.  Berlaku Hukum   Ketidakpastian (uncertainty principle), hingga
4.  Hukum Non-lokalitas yang menyatakan bahwa unsur terkecil dari  semua benda itu sebenarnya ada  disini  dan  di  mana-mana sekaligus.

Lalu  apa  hubungannya  semua  hal  itu dengan usaha kita untuk merubah nasib? Lebih khusus lagi, apa hubungannya dengan masalah rezeki kita?
Sangat  erat.  Oleh karena untuk mengubah nasib  kita akan menggunakan kekuatan pikiran dan perasaan   yang merupakan ‘benda kuantum  yang  tak  terlihat’,  sehingga hukum fisika kuantumlah yang lebih pas untuk kita gunakan.

Jadi, sebelum Anda tergesa melakukan sesuatu untuk mengubah nasib menuju yang lebih baik, ada baiknya untuk sejenak bertafakur merenungkan apa sebenarnya unsur quanta dari kondisi nasib yang ingin Anda ubah itu.
 
Nasib seseorang mencerminkan karakternya. Sementara karakter orang itu berasal dari semua kebiasaan serta tindakannya. Dan tindakannya berasal dari pikirannya yang bermuara dari perasaannya. Nasib, karakter, kebiasaan, dan tindakan adalah sesuatu “yang tampak”. Sementara pikiran dan perasaan adalah energi kuantum “yang tak tampak”.

Seluruh isi alam semesta pada intinya hanyalah getaran vibrasi semata. Getaran gelombag vibrasi bertingkat dari getaran yang paling lambat sampai getaran yang paling cepat. Benda yang memiliki getaran yang paling lambat getarannya adalah semua yang bisa diraba, dilihat, dikecap, dicium, didengar.

Benda yang getarannya paling cepat ialah realitas yang gaib (tidak tampak) dan hanya bisa dirasakan seperti kebahagiaan, cinta, dan kasih sayang. Semua benda yang tidak tampak seperti pikiran dan perasaan memiliki getaran vibrasi yang lebih cepat dan lebih kuat.

Dengan kenyataan quantum ini Anda bisa “mengatur” PIKIRAN dan PERASAAN Anda untuk mengubah nasib Anda. Otomatis!
 
Kalau bisa kita analogikan, benda sama dengan nasib. Maka secara jelas, nasib masing-masing orang pasti berbeda. Perbedaan ini didasarkan pada bahan-bahan penyusun benda (nasib) tersebut. Dalam hal ini, kita akan mempertanyakan sejauh mana kekuatan molekulnya. Disinilah letak perbedaan karakter (analogi dari molekul) antara orang-orang yang bermental optimis dan bermental pesimis.

Senyawa atau molekul tadi sepenuhnya ditentukan oleh atom (unsur) penyusunnya. Karakter yang baik dibangun dari kebiasaan-kebiasaan yang positip. Senyawa memiliki karakter, sedangkan atom (unsur) adalah analogi dari kebiasaan. Kebiasaan bersumber dari tindakan dan perilaku yang dilakukan secara konsisten.

Nasib, karakter, kebiaasaan dan tindakan atau perilaku merupakan bagian yang tampak dari luar dan kasatmata. Kita menyebutnya sebagai faktor indrawi, yang bisa diamati oleh panca indra kita atau bersifat badaniah. Bagian badaniah ini sebenarnya tidak terlalu dominan untuk merubah kehidupan seseorang secara mendasar, misalkan dari orang miskin menjadi kaya. Karena tubuh fisik kita getaran vibrasinya lambat, dan bukan ia yang menentukan segalanya.

Ada bagian lain, yang lebih dalam dan halus, dari tubuh kita yang sebenarnya mengendalikan semua kerja mekanisme badaniah kita itu. Itulah PIKIRAN, PERASAAN dan HATI kita. Bagian inilah yang terletak dalam ruang-ruang hampa kuanta. Bagian inilah yang tidak tampak itu, tetapi kedudukannya sangat vital. Di sinilah energi kehidupan yang luar biasa hebatnya itu bersemayam. Tugas Anda adalah untuk menggerakkannya, mengubahnya dari gelombang menjadi sesuatu yang nyata.

Kalau kita mampu mengubah dan menggerakkan energi vibrasi ini, kemungkinan besar kita dapat merubah semua perilaku, kebiasaan, karakter, dan nasib kita. Sebenarnya ada dua cara untuk dapat merubah energi vibrasi itu, dengan tangan kita sendiri atau mengikutsertakan campur tangan kekuasaan Allah.

Dengan tangan kita sendiri, sudah sangat jelas maksudnya. Kerja apa saja yang kita kita lakukan dengan profesi kita atau yang kini sedang kita geluti adalah masuk kategori ini. Tingkatan kerja yang kita lakukan akan sangat mempengaruhi sebesar apa energi vibrasi yang bisa kita ubah.

"Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia". (QS Ar- Ra'du:11)

Pada kalimat terakhir ayat di atas bahwa sangat mudah bagi Allah untuk merubah keadaan suatu kaum (orang). Tapi posisi pertama tetap berada pada tangan orang yang bersangkutan, apakah dia ingin mengubah nasibnya atau menerima saja apa yang ditakdirkan Allah atas hidupnya.

Sederhanya, jika Anda ingin mengubah nasib (realitas fisik) maka Anda harus mengubah pikiran, perasaan dan hati (realitas kuantum) Anda terlebih dahulu. Pikiran, perasaan dan hati Andalah yang sebenarnya sebagai penyuplai energi yang tidak ada habisnya untuk mendukung tubuh fisik Anda. Bukankah motivasi, optimisme, emosional, sensitifitas, dan spiritualitas semuanya bersumber dari realitas kuantum ini?

Tags: rezeki, rizki, banyak rezeki, limpahan rezeki, rezeki melimpah, kaya rezeki, titipan rezeki, amanah rezeki, kaya dan rezeki melimpah, magnet rezeki, fisika quantum, realitas quantum, quantum nasib, quantum rezeki, arti quantum rezeki, hakikat rezeki, memahami hakikat rezeki.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Realitas Quantum dan Nasib Manusia

0 comments:

Post a Comment

Mutiara Hikmah

"Dalam tubuh manusia itu ada 360 ruas tulang. Ia harus disedekahkan untuk setiap ruas itu." Para shahabat bertanya, "Siapa yang kuat melaksanakan itu, ya Rasulullah? Beliau menjawab, "Dahak yang di masjid itu lalu ditutupinya dengan tanah, atau menyingkirkan sesuatu gangguan dari tengah jalan itu berarti sedekah. Atau, sekiranya tidak dapat melakukan itu, cukuplah diganti dengan mengerjakan dua rakaat shalat dhuha." (HR. Ahmad dan Abu Daud)