Makna Sholat Dhuha, Fadhilah Sholat Dhuha, Keutamaan Sholat Dhuha, Hikmah Sholat Dhuha, Waktu Sholat Dhuha, Jumlah Rakaat Dhuha, Tata Cara Sholat Dhuha, Doa Sholat Dhuha

Ketua PBNU: Orang Islam Harus Kaya

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menyatakan, orang Islam, khususnya Nahdliyin, harus berusaha menjadi kaya agar bisa melakukan perjuangan memajukan agamanya.

"Tidak mungkin omong berjuang, omong mengurusi orang kecil tanpa menata perekonomian. Semua butuh biaya," kata Kang Said.

Kang Said lantas memberikan contoh tokoh-tokoh besar Islam yang memiliki kekayaan berlimpah, yang dalam perkembangannya dimanfaatkan untuk perjuangan memajukan Islam, diantaranya Abu Bakar, Imam Hanafi Abu Hanifah, hingga Syekh Abdul Qodir Al Jaelani.

Menurut dia, Alquran yang menegaskan uang atau kekayaan adalah kebaikan yang harus dimiliki oleh setiap Muslimin. "Al Quran menyebut jika kita mati maka tinggalkanlah kebaikan. Salah satu kebaikan itu uang atau kekayaan, agar siapa saja yang kita tinggalkan tidak hidup sengsara," katanya.

Mengenai terbentuknya HPN, Kang Said berharap bisa meningkatkan kesejahteraan warga NU. Nahdliyin yang mendapatkan amanah menjadi pengusaha, diharapkan bisa berperan meningkatkan Nahdliyin lain sesuai bidang masing-masing.

Meski demikian, dia juga berpesan agar kegiatan perekonomian dilakukan tanpa meninggalkan syariat Islam. "Yang jadi pengusaha jadilah pengusaha yang jujur. Yang jadi petani jadilah petani sukses yang tidak meninggalkan zakat, agar amanah harta yang kita miliki juga memiliki manfaat untuk sesama," katanya.
Sumber: http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/11/08/06/lpiksb-ketua-pbnu-orang-islam-harus-kaya Tags: islam, kaya, kekayaan, motivasi kaya islami, kekayaan islam, ekonomi, syariah, kaya islami, sahabat Nabi kaya raya.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Ketua PBNU: Orang Islam Harus Kaya

0 comments:

Post a Comment

Mutiara Hikmah

"Dalam tubuh manusia itu ada 360 ruas tulang. Ia harus disedekahkan untuk setiap ruas itu." Para shahabat bertanya, "Siapa yang kuat melaksanakan itu, ya Rasulullah? Beliau menjawab, "Dahak yang di masjid itu lalu ditutupinya dengan tanah, atau menyingkirkan sesuatu gangguan dari tengah jalan itu berarti sedekah. Atau, sekiranya tidak dapat melakukan itu, cukuplah diganti dengan mengerjakan dua rakaat shalat dhuha." (HR. Ahmad dan Abu Daud)