Makna Sholat Dhuha, Fadhilah Sholat Dhuha, Keutamaan Sholat Dhuha, Hikmah Sholat Dhuha, Waktu Sholat Dhuha, Jumlah Rakaat Dhuha, Tata Cara Sholat Dhuha, Doa Sholat Dhuha

SHALAT DHUHA SEBAGAI SUATU KEBUTUHAN (Profil Dian Syarief: Ketua Syamsi Dhuha Foundation)

Sudah semestinya shalat Dhuha menjadi bagian dalam proses ikhtiar dan doa meraih kesuksesan di dunia dan akhirat. Lebih jauh lagi, kita harus menjadikan shalat Dhuha sebagai kebutuhan sehingga kita akan senantiasa istiqamah mengerjakannya baik dalam waktu luang maupun sempit.

Bagi mereka yang tidak pernah meninggalkan shalat Dhuha setiap hari (atau paling tidak empat kali dalam seminggu), niscaya akan merasakan keistimewaan shalat yang dikerjakan di pagi hari ini. Salah satu di antara mereka yang telah merasakan keistimewaan shalat Dhuha adalah Dian Syarief.

Ad: Main Facebook dan Twitter Dapat Uang, Pulsa, Sekaligus Sedekah. Caranya..? Silahkan KLIK DI SINI
Dian Syarief adalah penderita lupus atau penyakit kelebihan kekebalan tubuh. Penyakit ini terjadi akibat produksi antibodi berlebihan sehingga alih-alih berfungsi menyerang virus, kuman, atau bakteri dalam tubuhnya, antibodi berlebih ini justru menyerang sistem kekebalan sel dan jaringan tubuhnya sendiri. Selain lupus, Dian juga menderita low vision. Bagi Anda yang baru mendengar penyakit ini, low vision merupakan penyakit mata yang disebabkan oleh berbagai penyakit seperti katarak, glukoma, atau gangguan pada retina dan lainnya. Low vision berbeda dengan buta total (blind). Pasalnya, seorang penderita low vision masih bisa melihat meskipun lapang pandangnya sempit.

Sulit dibayangkan bagaimana Dian bisa bertahan menghadapi kedua penyakit (beserta komplikasinya) yang ia derita sejak tahun 1999 tersebut. Detik-detik sekarat sering ia alami. Rasa sakit dan pedih seolah menjadi pengiring nafas dalam hidupnya. Namun subhanallah, Allah Swt. masih memberikan kepercayaan hidup kepadanya. Boleh jadi, hal itu dikarenakan Dian senantiasa bersabar dan bertawakal kepada-Nya. Selain itu, Dian juga selalu pasrah atas kejadian yang dialaminya dan berikhtiar maksimal sehingga akhirnya pertolongan Allah Swt. datang. Dian pun akhirnya sembuh dan menjalani hari-hari bahagianya bersama sang suami.

“Membiasakan diri melaksanakan shalat Dhuha setiap hari merupakan sebuah ikhtiar untuk selalu membangun kesadaran berserah diri hanya kepada Allah Swt. Melakukan shalat Dhuha secara benar sesuai dengan syari membuat kita merasa selalu terbimbing dan terhubung dengan-Nya,” demikian kata wanita kelahiran 1965 ini.

Berdirinya Syamsi Dhuha Foundation (SDF) di awal 2004 merupakan wujud syukur Dian kepada Yang Maha Menggenggam Jiwa atas kesempatan hidup yang Allah Swt. berikan kepadanya. SDF yang didirikannya bersama suami memiliki 5 divisi, yaitu MIRSa (Majelis Ilmu Riyadhus Sakinah), Care for Lupus, Care for Low Vision, serta MEDISa & FINSa (Financial Sakinah) yang kerap memberikan pelatihan pengelolaan keuangan keluarga secara islami.

SDF mempunyai visi menjadi LSM nirlaba yang mandiri, mampu membiayai dirinya sendiri dalam melakukan berbagai kegiatan tanpa tergantung pada donasi atau bantuan. Meskipun SDF merupakan lembaga sosial, namun lembaga ini selalu memberikan pelayanan secara profesional. “Inilah salah satu ungkapan rasa syukur saya kepada Allah Swt. Ranah sosial merupakan ranah untuk share apapun yang kita miliki, baik ilmu, pengalaman, materi, dan lain sebagainya sambil meningkatkan iman dan takwa,” ungkapnya.

Menurut sarjana farmasi ITB ini, shalat Dhuha bisa menjadikan siapa saja yang melaksanakannya beroleh kemuliaaan. Waktu Dhuha adalah waktu yang penuh semangat untuk memulai aktivitas harian. Jika diawali shalat Dhuha, kita seakan diberikan ketenangan dan tambahan energi untuk memulai hari. Biasanya, Dian kerap merangkai shalat Dhuha dengan aktivitas ibadah lainnya seperti berdoa dan berzikir. “Surat yang sering saya baca saat shalat Dhuha adalah surat Adh-Dhuhaa dan surat Asy-Syams. Begitulah bentuk ikhtiar saya untuk mohon ampun kepada Sang Rahim atas berbagai kesalahan yang pernah saya lakukan, dulu maupun sekarang,” ujarnya.

Meski demikian, Dian mengaku bahwa shalat Dhuha bukan satu-satunya sumber kekuatannya dalam menghadapi berbagai ujian dari Allah Swt. Shalat Tahajud, shalat-shalat sunat lainnya, serta tentu saja shalat wajib merupakan sumber lain kekuatannya. Tidak ketinggalan, doa dan dzikrullah. “Untuk bisa tetap taat dan tawakal memang dibutuhkan berbagai keyakinan ilahiyah yang dapat diperoleh melalui tafakur. Dengan menggali potensi akal dan qolbu-lah maka kita akan dapat memahami ayat- ayat Allah, baik yang tertulis maupun tidak tertulis,” ungkap istri Eko P. Pratomo ini.

Sampaikanlah tiap kebaikan kepada orang lain agar mereka dapat merasakan buah kebaikan yang telah diikhtiarkan dan didoakan tersebut. Inilah yang kemudian Dian lakukan kepada anggota SDF yang dipimpinnya. “Insya Allah, setiap kebaikan selalu diupayakan untuk dibagi. Tak hanya sebatas manfaat shalat Dhuha, tetapi juga ayat-ayat Allah dan berbagai ilmu yang bermanfaat. Spiritual healing bagi yang menyandang lupus atau low vision biasanya berupa perenungan atau tafakur. Jika telah tertanam keyakinan ilahiah, otomatis akan berdampak pada ketaatan mengerjakan berbagai ibadah, termasuk shalat Dhuha,” pungkasnya.
Sumber: majalahpercikaniman.blogspot.com
Ad: Income Syariah: Dapat Uang, Pulsa Sekaligus Sedekah. Caranya...? Silahkan KLIK DI SINI

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : SHALAT DHUHA SEBAGAI SUATU KEBUTUHAN (Profil Dian Syarief: Ketua Syamsi Dhuha Foundation)

0 comments:

Post a Comment

Mutiara Hikmah

"Dalam tubuh manusia itu ada 360 ruas tulang. Ia harus disedekahkan untuk setiap ruas itu." Para shahabat bertanya, "Siapa yang kuat melaksanakan itu, ya Rasulullah? Beliau menjawab, "Dahak yang di masjid itu lalu ditutupinya dengan tanah, atau menyingkirkan sesuatu gangguan dari tengah jalan itu berarti sedekah. Atau, sekiranya tidak dapat melakukan itu, cukuplah diganti dengan mengerjakan dua rakaat shalat dhuha." (HR. Ahmad dan Abu Daud)